Surabaya 07 Desember 2017 - Kementerian Komunikasi dan Informatika menyelenggarakan Workshop Konten Web dan Medsos di Hotel Santika Gubeng. Peserta workshop diantaranya pegawai dinas dilingkungan pemprov jatim, pengelola konten web dan medsos. Pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dewasa ini, menjadikan separuh lebih penduduk Indonesia terhubung ke internet. Survey Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII)tahun 2016 menunjukkan, 132,7 juta orang Indonesia aktif menggunakan internet.
Dari seluruh pengakses, 67,2 juta orang (50,7%) di antaranya mengakses melalui perangkat telepon pintar dan komputer, 63,1 juta orang (47,6) mengakses hanya dari telepon pintar, dan sisanya 2,2 juta orang (1,7%) mengakses hanya dari komputer. Kebijakan pemerintah, pembangunan infrastruktur TIK, dan mudahnya mendapatkan smartphone, adalah penyebab terjadinya lonjakan penetrasi internet di Indonesia. Hal tersebut bukan saja akan berpengaruh secara signifikan terhadap pola interaksi dan komunikasi antar manusia, namun lebih luas lagi akan menimbulkan dampak lanjutan bagi kehidupan manusia secara keseluruhan.
Sebagai sebuah ‘budaya’ baru, internet ibarat pedang bermata dua. Di satu sisi menimbulkan manfaat positif luar biasa, namun di sisi lain konten negatif yang membanjir melalui internet dapat menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat. Untuk itu, meningkatnya penetrasi internet secara signifikan harus dibarengi dengan literasi media serta tersedianya berbagai ragam dan jenis konten positif dalam jumlah memadai.
Keberhasilan kinerja Kabinet Kerja salah satunya ditopang oleh komunikasi publik yang efektif, tepat sasaran dan berkualitas. Sejalan dengan tugas dan fungsi sebagai pelaksana government public relation (GPR), serta sesuai dengan amanat Inpres No. 9 Tahun 2015 tentang Pengelolaan Komunikasi Publik, Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (Ditjen IKP) harus menyediakan konten positif bagi masyarakat. Salah satu konten positif yang harus disediakan adalah informasi tentang program dan kebijakan pemerintah. Melalui informasi tersebut, masyarakat dapat mengetahui, memahami, dan pada akhirnya mau bergerak untuk berpartisipasi dalam program pembangunan.
Dari tahun 2015 Direktorat Ditjen IKP telah memproduksi konten infografis, videografis, meme dan konten positif lain. Selain itu, pada tahun 2016 dan 2017 Ditjen IKP juga melibatkan masyarakat khususnya mahasiswa dan kelompok informasi masyarakat lainnya untuk memproduksi konten informasi dalam bentuk workshop dengan output infografis, videografis dan blog. Kegiatan ini bertujuan untuk Membuat konten yang positif, edukatif, dan bermanfaat bagi masyarakat; Mengelola berbagai saluran komunikasi positif untuk masyarakat, serta mempublikasikan konten positif untuk khalayak yang lebih luas.
Sekretaris Ditjen Informasi dan Komunikasi Publik menjelaskan kpd peserta bagaimana cara menyampaikan konten informasi dan komunikasi publik yg tepat sasaran dan berkualitas di internet dan medsos. Hal ini dilakukan untuk menghalau informasi negatif yang mengandung hoax, ujaran kebencian, maupun isu radikalisme. (ar)
Komentar
Posting Komentar