PAMERAN BATIK FASHION FAIR 2017 GRAND CITY


Surabaya 06 Desember 2017 - Istri Wakil Gubernur Jawa Timur Dra. Hj. Fatma Saifullah Yusuf membuka pameran Batik Fashion Fair tahun 2017, yang digelar untuk kedua kalinya di Grand City Convex. Pameran ini menampilkan berbagai keindahan hasil karya produk fashion berupa batik, tenun, sulaman, bordir, dan aneka produk kerajinan aksesoris.
Dalam sambutannya Fatma sapaan lekat istri Wagub Jatim ini menyampaikan, pihaknya menyambut baik penyelenggaraan kegiatan ini sebagai salah satu upaya konkrit menggerakkan sektor riil perekonomian. Selain itu, pameran ini juga merupakan bentuk kepedulian dalam melestarikan seni budaya  sejak ratusan tahun lalu. “Melalui kegiatan pameran batik ini kita berarti ikut melestarikan budaya yang menjadi ciri pribadi bangsa Indonesia dalam berbusana,” ungkapnya.

Ditambahkan, kegiatan berupa pameran memberi dampak terhadap perekonomian daerah. Berdasarkan data yang ada ekonomi Jatim mampu tumbuh 5,16% dengan nilai PDRB atas dasar harga berlaku mencapai Rp. 520,6 triliun. Sedangkan tiga sektor yang memberi kontribusi besar pada triwulan III tahun 2017 yakni industri pengolahan sebesar 28,41%. “Di industri pengolahan di dalamnya juga didukung oleh salah satunya industri batik  dan fashion,” imbuh Fatma yang juga Ketua Umum BKOW Provinsi Jatim. Fatma menjelaskan, perekenomian dunia saat ini sedang berada pada zona ekonomi baru yang ditandai oleh pesatnya ekonomi berbasis kreatifitas. Batik dan fashion adalah salah satu contoh komoditi yang termasuk di dalamnya dan merupakan warisan budaya bangsa. 

Karenanya, Indonesia wajib berbangga bahwa sejak 2 Oktober 2009 lalu Unesco telah menetapkan batik sebagai warisan budaya dunia tak benda atau intangible cultural heritage of humanity. Terkait pengembangan batik di Jatim, Fatma menyampaikan, Provinsi Jatim telah beberapa kali mendapat prestasi dalam pengembangan batik di Jatim dengan mendapat rekor muri. Beberapa penghargaan itu diantaranya yakni rekor replika kipas batik terbesar, rekor replika batik Jembatan Suramadu, dan rekor replika sepatu motif batik terbesar. “Yang paling membanggakan karena berhasil memecahkan rekor untuk kategori motif terbanyak yaitu 1.120 motif dari 22 kab/kota di Jatim pada kain sepanjang 70 Meter”.

Fatma berharap, kegiatan pameran ini bisa merubah pola pandang masyarakat dalam mencintai batik Indonesia, khususnya Jatim. Disamping itu, juga diharapkan dapat membangun kesadaran masyarakat untuk menjadi penggemar batik. Karena batik tidak terbatas pada rentang usia sehingga siapa saja bisa menggunakan batik tanpa harus merasa kuno atau out of date. “Kedepan masyarakat harus bisa terdorong untuk lebih mencintai dan senang memakai produk dalam negeri”.

Sementara itu, Dirut PT debindo Mitra Tama Mochammad Kushendarman panggilan akrab Pak Dadang mengatakan, event ini bermaksud untuk memberi apresiasi dan kesempatan seluas-luasnya kepada para pengusaha pengrajin batik. Salah satu langkah yang ditempuh pemerintah dalam rangka peningkatkan produksi dan penyerapan pasar secara optimal yakni membangun image. “Apresiasi serta kerangka promosi yang regular dan kontinyu terhadap perkembangan industri batik nasional sebagai warisan budaya bangsa”.

Kegiatan pameran pameran Batik Fashion Fair tahun 2017 ini digelar mulai tanggal 6 hingga 10 Desember tahun 2017.Kegiatan ini juga didukung oleh beberapa asosiasi diantaranya Asosiasi Perusahaan Pameran Indonesia Jawa Timur (ASPERAPI),  Asosiasi Perajin Batik Jawa Timur (APBJ), dan Kamar Dagang Indonesia. (dik)

Komentar