Surabaya, 29 Agustus 2018 - Gubernur Jawa Timur Dr. H Soekarwo berbagi kiat sukses
menumbuhkan ekonomi Jatim lewat UMKM saat menjadi Keynote Speaker pada acara
2018 Asia Economic Forum, The World Bank Group – Asia Competitivenes Institute
(ACI), di Gedung Oei Tiong Ham Lee Kuan Yew School of Public Policy, National
University of Singapura.
Dalam paparannya ia menjelaskan, peranan dan kontribusi Usaha
Mikro Kecil Menengah (UMKM) dalam menopang pertumbuhan perekonomian di Jawa
Timur sangatlah besar. Artinya, UMKM jadi tulang punggung atau backbone
perekonomian Jatim. Pada tahun 2012 UMKM memberi kontribusinya terhadap Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB) Jawa Timur sebesar 54.98 persen dan pada 2016
kontribusinya sebesar 57.52 persen.
Kontribusi ini, didukung dengan pertumbuhan UMKM yang semakin
meningkat dari tahun ke tahun. Berdasarkan sensus ekonomi yang dilakukan pada
Tahun 2006 jumlah UMKM Jatim hanya sebanyak 4,2 juta dan pada 2012 meningkat
jadi 6,8 juta. Jumlahnya terus meningkat dan tumbuh pada Tahun 2016 menjadi
12.1 juta UMKM. “Inilah yang menjadi backbone ekonomi Jatim,” terangnya.
Keberadaan UMKM di Jatim, lanjut Pakde Karwo yang juga selaku
Ketua APPSI berkontribusi terhadap sektor tenaga kerja yang mencapai 19 juta
tenaga kerja yang terdiri dari tenaga kerja UMKM non pertanian 13.966.706 orang
dan UMKM Tani sebesar 4.981.504 orang dan tenaga kerja usaha besar 373.294
orang.
Kesuksesan menumbuhkan ekonomi Jatim lewat UMKM, dilakukan oleh
Pemprov Jatim melalui berbagai cara antara lain pemberian suku bunga murah agar
produksi UMKM menjadi lebih efisien sehingga dapat bersaing dengan perusahaan
besar. Juga, memberikan stimulus kredit murah dengan metode loan agreement
melalui perbankan.
Dalam kesempatan tersebut, Pakde Karwo juga memaparkan konsep
Jatimnomics yang merupakan ruh dari strategi pembangunan ekonomi di Jatim.
Konsep Jatimnomics dimaksudkan agar ekonomi Jatim tumbuh inklusif dan berkeadilan.
Syaratnya, kondisi politik di Jatim harus kondusif. Tidak boleh anarkis jika
ingin menyampaikan pendapat.
“Konsep ini menghadirkan kebijakan yang adil dan tepat untuk
melayani serta memfasilitasi perekonomian, baik untuk segmen besar, menengah,
maupun kecil. Konsep ini merupakan trisula strategi ekonomi pembangunan yang
terdiri dari peningkatan basis produksi UMKM dan besar, pembiayaan yang
kompetitif, serta pengembangan pasar/ perdagangan,” ujar Gubernur Jawa Timur
Soekarwo.
Terkait dengan Smart Province dan Smart Goverment Pakde Karwo
menjelaskan bahwa Jatim memiliki keterbukaan layanan publik kepada masyarakat
dimana penyelenggaraan pemerintahannya berbasis IT. Maka, pada ajang best smart
governance Jatim mendapat penghargaan dari Citiasiainc pada bidang teknologi,
informasi dan komunikasi.
Agar produk UMKM Jatim makin laris dan bisa mendapat pasar,
Pemprov Jatim mengkonstruksi sistem pasar yang dapat mengakselerasi pangsa
pasar domestik.Untuk pasar dalam negeri, Pakde Karwo-sapaan akrabnya ini telah
mendirikan 26 Kantor Perwakilan Dagang (KPD) di 26 provinsi. Dan, pasar luar
negeri telah ditunjuk KPD di lima negara antara lain China, Jepang, Belgia dan
Swiss.
Menurut Pakde Karwo, sapaan lekat Gubernur Jatim ini, program
EJISC sendiri berbentuk dashboard investasi berbasis web yang berisi informasi
dan data all in one yang dibutuhkan investor yang tertarik berinvestasi di
Jatim. Melalui EJISC ini, para calon investor maupun investor yang akan
mengembangkan usahanya dapat segera menentukan investasinya dengan cepat dan
tepat karena informasinya lengkap Pertumbuhan Ekonomi Jatim Jadi Daya Tarik Akademisi.
Perekonomian Jatim yang mampu tumbuh 5,57% (y on y) pada
Triwulan II 2018, menjadi daya tarik bagi pengusaha Asia khususnya Singapura.
Angka tersebut meningkat 0,05% dari pertumbuhan ekonomi Jatim pada semester I
yang berada pada angka 5,52 persen.
Pada paparannya disebutkan, bahwa Struktur PDRB Jatim selama ini
masih di dominasi oleh industri pengolahan sebesar 29.03 persen, perdagangan
sebesar 18.18 persen, pertanian sebesar 12.8 persen.
Dalam kesempatan itu, Pakde Karwo menjelaskan, perdagangan
Jatim-Asean mengalami surplus 1.551.17 juta US dollar Amerika. Namun, demikian
masih terjadi defisit perdagangan dengan Laos dan Thailand.
Pamerkan Kemudahan Berbisnis di Jatim
Dihadapan akademisi, praktisi ekonomi se Asia, Pakde Karwo
memamerkan kemudahan berbisnis di Jatim atau ease of doing business. Kemudahan
berbisnis itu, berdasarkan hasil penelitian Lee Kuan Yew Institute (LKYI)
Singapura, Jatim menduduki peringkat pertama dengan nilai 1.795 diatas Prov.
Jabar, Jateng, DKI Jakarta dan DI Yogyakarta.
Kondisi itu, tidak terlepas dari usaha Pemprov. Jatim dalam
memberikan layanan terbaik kepada dunia usaha dalam berbisnis. Hasil
pemeringkatan kemudahan berbisnis oleh LKY Institute itu, dilakukan pada
penelitian di bulan April s.d. September 2017 yang mengacu pada tiga indikator
yang diambil yakni daya tarik bagi investor, keramahan bisnis, dan kebijakan
kompetitif.
Kagumi Jatimnomics
Kagumi Jatimnomics
Dalam kesempatan sama, Direktur ACI Bp. Prof. Tan Khee Giap
menjelaskan bahwa Jatim sangat terkenal dengan konsep Jatimnomicsnya.
Karenanya, ACI sengaja mengundang sekaligus mendengar tentang konsep dan skema
yang dilakukan. Jatim yang menjadi hub dari Indonesia Bagian Timur lanjutnya,
merupakan salah satu provinsi sangat maju di Indonesia selain Jakarta.
“Kami mengundang Bapak Gubernur ke Singapura karena konsep
Jatimnomics bisa dilakukan dan sangat efektif dengan penduduk yang besar.
Dibandingkan dengan Singapura yang hanya memiliki jumlah penduduk sebesar 5
juta penduduk,” terangnya.
Sementara itu, Direktur Infrastruktur dan Pusat Pengembangan
Kota Singapura, WBG Ibu Jyoti Shukla mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk
mencari masukan bedasarkan kajian isue tentang daya saing, ekonomi,
infrastruktur, kesejahteraan hingga isue pembangunan dunia terutama asia.
“Forum ini membahas tentang daya saing, pertumbuhan ekonomi
makro, infrastruktur hingga keterkaitan antara satu sektor dengan sektor
lainnya. Terutama sinergi antara negara satu dengan yang lain seperti Jatim
ini,” ungkapnya.
Setelah melakukan konferensi internasional ini akan, hasil yang
dicapai dapat di publish melalui kajian dari lembaga peneliti di ACi untuk
dibahas dan disampaikan dalam bentuk pertimbangan kepada pemerintah.
Turut hadir dari berbagai delegasi dan negara antara lain
Direktur Penelitian Institut of Strategic and International Studies (ISIS)
Malaysia Dr. Hezri Adnan, Staf Ahli Comite Nasional untuk kerjasama Ekonomi
Pasific Vietnam Dr. Vo Tri. Thanh, Bank Dunia Ms. Fataoma Toure Ibrahima,
Direktur Institute Of Economic Growth India Dr. Manoj Panda.
Ikut mendampingi kunjungan kerja Gubernur ke Singapura antara
lain, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu, Plt.
Bappeda Prov. Jatim dan Karo Perekonomian Setdaprov Jatim. (andi kareb)
Komentar
Posting Komentar