Surabaya,28-11-2018,di hotel sangrilla – Gubernur Jawa Timur Dr. H. Soekarwo mengusulkan
agar lending kredit perbankan bisa disalurkan untuk sektor pertanian. Apalagi
lending kredit perbankan ke sektor pertanian saat ini hanya 8,23 persen. Dan
jika usulan tersebut bisa direalisasikan, maka perekonomian masyarakat bisa
semakin meningkat.
“Dengan dilakukannya lending kredit di sektor pertanian, maka bisa mendorong
perekonomian kita,” ujar Gubernur Jatim, Dr. H. Soekarwo saat menghadiri
Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (BI) Provinsi Jawa Timur 2018 “Mengukir Karya
Nyata Bank Indonesia Bagi Perekonomian Jawa Timur.
Menurut Pakde Karwo – sapaan akrab Gubernur Jatim ini mengatakan, lending
kredit perbankan terhadap sektor pertanian dinilai masih kecil. Pihak perbankan
masih menganggap bahwa sektor pertanian memiliki risiko tinggi. Untuk itu, Pakde Karwo mengusulkan agar pemerintah harus melakukan
intervensi pada sektor pertanian melalui asuransi (insurance) lending kredit.
Sementara hingga saat ini Pakde Karwo menilai masih belum ada asuransi kredit
yang diberikan di sektor pertanian. Jika tidak ada langkah intervensi, maka
petani akan sulit berkembang.
“Produksi, pembiayaan dan pasar harus diintervensi oleh pemerintah. Kalau
tidak ada intervensi pemerintah terhadap pertanian, artinya liberalisasi
berjalan mulus di Indonesia,” tegasnya. Pakde Karwo menyampaikan contoh bentuk intervensi Pemprov Jatim di sektor
pertanian. Intervensi tersebut yakni dengan mendirikan Bank UMKM Jatim yang
memberikan kredit pada pertanian dan UMKM, serta Jamkrida yang memberikan
jaminan. “Sektor pertanian Jatim mampu memberikan kontribusinya sebesar 12,8 persen
terhadap PDRB Jatim tahun 2017 dengan serapan tenaga kerja sebanyak 33 persen,”
jelasnya. Melihat kondisi tersebut, Pakde Karwo menargetkan pada pertumbuhan ekonomi
Jatim di 2019 mendatang bisa mencapai 5,6 persen. Target tersebut dapat
tercapai jika konsumsi stabil. Yakni ditopang oleh akomodasi dan makanan
minuman, serta peningkatan investasi.
Selain itu, Pakde Karwo juga berharap agar kondisi pemilu bisa berjalan
kondusif, optimalisasi momen pemilu dan belanja pemenuhan janji kepala daerah
terpilih, dampak insentif tax holiday, relaksasi daftar negatif investasi,
serta net surplus dari ekspor impor. Sementara itu, Kepala Perwakilan BI
Provinsi Jawa Timur, Difi Ahmad Johansyah, BI membantu perkembangan
perekonomian di Jatim. Sistem keuangan Jatim masih stabil dan terjaga
berdasarkan regional financial. Ia berharap, pengolahan gabah menjadi beras dilakukan di daerah yang
memproduksinya. Sehingga diharapkan nilai tambahnya diperoleh di daerah
tersebut, serta dapat meningkatkan pendapatan petani.(andi)
Komentar
Posting Komentar