Surabaya, 21 November 2018 - di Hotel Marriot. Sosialisasi tentang penggunaan bahan bakar B20 untuk semua jenis kendaraan pengganti solar,menurut , Direktur Bioenergi Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral Direktorat energi Baru,Menurut , IBU Andriah Febi Misna B20 bisa menerapkan di seluruh sektor meskipun sebenarnya B20 itu sudah kita terapkan sejak 2016 dan terbatas di sektor PSU dan pembangkit listrik PLN kususnya PLTG. Tapi kemudian karena terjadi, kita sama sama tahu neraca perdagangan kita kurang bagus kususnya SKR migas B20 ini kita bisa berkontribusi untuk mengurangi impor. karena impor minyak biayanya tinggi.
Kalau kita menggunakan B20
artinua impor solar itu kan bisa 20 persen dikurangi dengan adanya
biodiesel tersebut. tapi kemudian pemerintah menyadari tidak semua
sektor bisa menerapkan langsung. Tapi ada 3 sektor, mereka tidak bisa
menerapkan langsung salahsatunya dari kemhan, ini ada alustita , itu juga bahan bakar B20
ini , belum tempat tinggal dengan engine nya sehingga 3 sektor
ini kita berikan releksasi dan bisa menggunakan B0 tetapi sejalan dengan
itu kita melakukan tinjauan teknis. Kusus Lutsista ini kita sudah
melakukan beberapa rapat pertemuan dalam rangka melihat sejauh mana B20
bisa diterapkan di alutsista. Untuk itulah kita melakukan sosialisasi
untuk menyamakan persepsi para stake holder terutama di kemhan terkait
bahan bakar B20, seperti apa kemudian kondisi enginenya seperti apa,
kemudian kita melakukan pre audit di alutsista itu.
Sebenarnya dimana
sih alutsista kita gunakan B20 .
Dari preaudit itu nantinya kalau kita perlu hasil pre audit itu
melakukan uji fungsi maka kita akan melanjutkan uji fungsi, karena kita
sebelum melakukan B20 di otomotif ini kita melakukan uji teknis kita
melakukan sambil jalan katanya. Kalau
yang di otomotif itu kita lakukan di tahun 2014 sebelum kita lakukan di
tahun 2016. Jadi 2014 kita lakukan uji beberapa manufaktur mengerahkan
kendaraannya seperti HINO, Chefrolet, Ford, kemudian ada beberapa
manufaktur lainnya. Jadi kita menggunakan B20 di kendaraan tersebut
kemudian kita melakukan Road Test sejauh 40.000 km, kemudian kita
mengkondisikan jalannya juga segala jenis jalan menguji ketahanan
mesinnya. ternyata tidak ada permasalahan kelotor maupun injektor, semua
berjalan dengan baik. Makanya kita form bahwa B20 itu tepat untuk
diterapkan di otomotif. Ahirnya kita kan sudah menerapkan di tahun 2016. Untuk kereta api kita sudah melakukan uji teknis. untuk alutsista ini
kita memang belum, salah satu usaha sejauh manasih B20 itu kita
terapkan di alutsista ini tuturnya.(an)
Komentar
Posting Komentar