Surabaya, 29 Desember 2018 ,bangga , kini punya penanda titik nol kilometer baru. Jika
sebelumnya titik nol kilometer Surabaya hanya ditandai dengan simbol
tugu kecil, kini penanda itu lebih megah. Gubernur Jatim Soekarwo / Pakdhe Karwo meresmikan Tugu Parasamya
Punakarya Nugraha yang terletak di Jalan Pahlawan, Surabaya. Tugu ini
sekaligus menjadi penanda titik nol Surabaya. Untuk membuat tugu tersebut Pakdhe Karwo menggandeng seniman pembuat Garuda Wisnu Kencana
(GWK) I Nyoman Nuarta untuk menciptakan maha karya ini.
Di tangan Nyoman, tugu penanda titik nol pun nampak berdiri
megah. Ada pula beberapa kesenian khas Jatim yang berpadu menjadi satu,
mulai dari seni Reog Ponorogo, Karapan Sapi, hingga Tari Gandrung. Pakdhe
Karwo mengatakan tugu ini didirikan atas instruksi Menteri Dalam Negeri
(Mendagri) Tjahjo Kumolo ketika memimpin upacara HUT Jawa Timur, 12
Oktober 2016. Dalam pidatonya, Tjahjo mengatakan tercapaianya yang diterima
Jatim selama ini harus diabadikan. "Itu instruksi langsung dari
Mendagri. Katanya anugerah ini harus diabadikan, salah satunya dengan
dibuat tugu ini," papar Pakdhe Karwo di sela peresmian Tugu Parasamya
Punakarya Nugraha di Jalan Pahlawan Surabaya, tugu ini merupakan simbol yang berisi pesan
kepada masyarakat jika Jatim berhasil meraih anugerah Parasamya di
tingkat nasional. Terlebih, Jatim secara berturut-turut pernah menjadi
provinsi dengan nilai terbaik di antara provinsi lain.
"Jawa Timur sejak tahun 2010 sampai 2015 itu menghasilkan sistem pemerintahan yang dianggap paling baik. Sedangkan tahun 2016 hingga 2017 juga masih tetap yang terbaik, hanya akan diberikan tahun 2019. Pakdhe Karwo mengatakan karena mendapat nilai tertinggi. Nilai ini didapat dari 178
aspek, Misalnya pembangunan, peningkatan ekonomi, hingga kondusifitas daerah.penilaian di lakukan oleh Kemendagri. Pakdhe Karwo berharap dengan adanya tugu ini dapat mengingatkan masyarakat terkait prestasi Jatim, sehingga dapat terus bahu-membahu dalam menjaga kebudayaan dan meningkatkan perekonomian (ar)
"Jawa Timur sejak tahun 2010 sampai 2015 itu menghasilkan sistem pemerintahan yang dianggap paling baik. Sedangkan tahun 2016 hingga 2017 juga masih tetap yang terbaik, hanya akan diberikan tahun 2019. Pakdhe Karwo mengatakan karena mendapat nilai tertinggi. Nilai ini didapat dari 178
aspek, Misalnya pembangunan, peningkatan ekonomi, hingga kondusifitas daerah.penilaian di lakukan oleh Kemendagri. Pakdhe Karwo berharap dengan adanya tugu ini dapat mengingatkan masyarakat terkait prestasi Jatim, sehingga dapat terus bahu-membahu dalam menjaga kebudayaan dan meningkatkan perekonomian (ar)
Komentar
Posting Komentar