Semua vaksin telah lolos saringan super ketat, melewati tahap yang begitu panjang, dan dibuktikan
menyelamatkan banyak nyawa di seluruh dunia. Sekalipun variasi biaya relatif tidak sangat ringan,
dibandingkan biaya yang harus dikeluarkan ketika seseorang sakit, tetap saja biaya imunisasi jauh
lebih rendah.
BEBERAPA KEJADIAN LUAR BIASA DAN TINGGINYA PENYAKIT
‐ Jawa Timur menghadapi KLB difteri sejak 2011 dan hingga hari ini belum dapat dituntaskan.
Indonesia dalah peringkat dua dunia dalam hal jumlah penderita difteri
‐ Setiap tahun masih ditemukan kasus tetanus pada bayi baru lahir (padahal target adalah nol)
‐ Pertusis mengalami kenaikan bermakna sejak beberapa tahun terakhir di seluruh dunia,
termasuk di Jawa Timur.
‐ Indonesia adalah peringkat dua dunia dalam hal jumlah penderita TBC
‐ Angka penderita hepatitis B di Indonesia sangat tinggi
‐ Sekalipun telah dinyatakan bebas polio sejak 2014 ada beberapa ancaman yang perlu
senantiasa diwaspadai. Ancaman terkini adalah KLB polio di negara tetangga, Papua Nugini,
yang dikhawatirkan akan merembet ke Papua dan Papua Barat.
Cakupani imunisasiMR Luar Jawa di Tahun 2018 sangat rendah dan KLB campak masih banyak
ditemukan, terutama di luar Jawa itu.
Angka rubela pada bayi baru lahir masih tinggi.
SITUASI UMUM IMUNISASI
Secara garis besar, pencapaian cakupan imunisasi bayi dan anak di Indonesia tidak menggembirakan.
Diperlukan upaya keras untuk memperbaiki situasi ini. Angka cakupan yang tinggi ( 90% atau lebih )
akan melindungi individu yang bersangkutan serta kelompok masyarakat lain yang tidak diimunisasi.
Indonesia berusaha terus menerus meningkatkan angka cakupan sekalipun banyak rintangan
menghadang. Kerja sama semua pihak, termasuk dengan masyarakat yang merupakan konsumen
utama imunisasi, adalah keharusan. Indonesia masih akan melewati jalan yang cukup panjang untuk
dapat mengejar prestasi imunisasi negara maju.
menyelamatkan banyak nyawa di seluruh dunia. Sekalipun variasi biaya relatif tidak sangat ringan,
dibandingkan biaya yang harus dikeluarkan ketika seseorang sakit, tetap saja biaya imunisasi jauh
lebih rendah.
BEBERAPA KEJADIAN LUAR BIASA DAN TINGGINYA PENYAKIT
‐ Jawa Timur menghadapi KLB difteri sejak 2011 dan hingga hari ini belum dapat dituntaskan.
Indonesia dalah peringkat dua dunia dalam hal jumlah penderita difteri
‐ Setiap tahun masih ditemukan kasus tetanus pada bayi baru lahir (padahal target adalah nol)
‐ Pertusis mengalami kenaikan bermakna sejak beberapa tahun terakhir di seluruh dunia,
termasuk di Jawa Timur.
‐ Indonesia adalah peringkat dua dunia dalam hal jumlah penderita TBC
‐ Angka penderita hepatitis B di Indonesia sangat tinggi
‐ Sekalipun telah dinyatakan bebas polio sejak 2014 ada beberapa ancaman yang perlu
senantiasa diwaspadai. Ancaman terkini adalah KLB polio di negara tetangga, Papua Nugini,
yang dikhawatirkan akan merembet ke Papua dan Papua Barat.
Cakupani imunisasiMR Luar Jawa di Tahun 2018 sangat rendah dan KLB campak masih banyak
ditemukan, terutama di luar Jawa itu.
Angka rubela pada bayi baru lahir masih tinggi.
SITUASI UMUM IMUNISASI
Secara garis besar, pencapaian cakupan imunisasi bayi dan anak di Indonesia tidak menggembirakan.
Diperlukan upaya keras untuk memperbaiki situasi ini. Angka cakupan yang tinggi ( 90% atau lebih )
akan melindungi individu yang bersangkutan serta kelompok masyarakat lain yang tidak diimunisasi.
Indonesia berusaha terus menerus meningkatkan angka cakupan sekalipun banyak rintangan
menghadang. Kerja sama semua pihak, termasuk dengan masyarakat yang merupakan konsumen
utama imunisasi, adalah keharusan. Indonesia masih akan melewati jalan yang cukup panjang untuk
dapat mengejar prestasi imunisasi negara maju.
Komentar
Posting Komentar