Sebanyak 218 Proyek Strategis Nasional Bakal Dibangun di Jatim, Pemprov Segera Bentuk PPMO
Terbitnya Perpres No 80 Tahun 2019 menjadi berkah untuk kemajuan pembangunan Jawa Timur. Ini lantaran dalam perpres tersebut akan ada sebanyak 218 proyek strategis nasional yang akan dibangun di Jawa Timur. Total, dari 218 proyek tersebut memiliki nilai investasi mencapai Rp 292,4 trilliun.
Skema penganggaran untuk mendanai 218 proyek tersebut 15 persennya bersumber dari dana APBN dan APBD, sedangkan sisanya menggunakan skema penganggaran dari swasta dan juga Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).
Guna menyosialisasikan adanya Perpres No 80 Tahun 2019 tersebut, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengundang bupati dan wali kota se Jawa Timur, stake holder, dan pihak terkait dengan narasumber dari Deputi bidang perekonomian Sekretaris Kabinet Satya Bhakti Parikesit dan Deputi bidang percepatan infrastruktur dan pengembangan wilayah Kemenko Perekonomian Wahyu Utomo untuk memberikan penjelasan tentang proyek-proyek strategis nasional yang ada di Jawa Timur yang tercantum dalam perpres tersebut. Sosialisasi dilaksanakan di hotel Marriot , Surabaya pada hari Selasa (17/12).
“
Tentu terbitnya Perpres No 80 Tahun 2019 ini adalah berkah bagi seluruh warga Jawa Timur. Kami akan berikhtiar semaksimal mungkin agar mandat Perpres ini dapat segera kami laksanakan . Tentu harapan berikutnya adalah akan mendongkrak pertumbuhan ekonomi Jawa Timur yang akhirnya akan mempercepat proses penyejahteraan masyarakat Jawa Timur. Maka kita akan segera membentuk Provincial Project Management Office (PPMO) untuk menentukan proyek mana yang akan segera kita prioritaskan dimulai perencanaannya di tahun 2020,” kata Khofifah.
Dengan terbitnya Perpres No 80 Tahun 2019, Pemerintah Provinsi Jawa Timur tengah berupaya penuh dalam merealisasikannya. Khofifah menyampaikan bahwa perlu ada strong partnership dari semua pihak guna mencapai realisasi yang diharapkan.
“Strong partnership diantara seluruh pelaku mulai lembaga perbankkan, dunia usaha dan industri, sinergitas secara vertikal dengan pemerintah pusat dan pemkab/ pemkot maupun secara horisontal dengan akademisi dan elemen strategis lainnya ,” ujar Khofifah.
Sebagaimana disebutkan dalam lampiran Perpres Nomor 80 Tahun 2019 ada sebanyak lima kawasan proyek yang akan direalisasikan di Jawa Timur. Yang pertama ada kawasan Gerbangkertosusila. Di kawasan ini total ada sebanyak 77 proyek yang akan dikerjakan. Dengan total nilai investasi proyek Rp 163,1 trilliun.
Kemudian juga proyek kawasan Madura dan Kepulauan, dengan total ada 26 titik proyek dengan nilai investasi Rp 12,98 trilliun. Lalu juga ada pengembangan kawasan Bromo Tengger Semeru yang memiliki sebanyak 47 proyek dengan nilai invastasi Rp 38,07 trilliun.
Kemudian ada Kawasan Selingkar Ijen yang bakal dibangun sebanyak 24 proyek dengan total nilai investasi sebesar Rp 36,4 trilliun. Dan pengembangan kawasan Selingkar Wilis dan Lintas Selatan yang bakal dibangun sebanyak 44 proyek dengan nilai investasi sebesar Rp 41,84 triilun.
Dari total 218 proyek PSN tersebut yang mendapatkan pendanaan dari APBN ada sebanyak 108 proyek dengan nilai investasi sebesar Rp 41,84 trilliun, kemudian APBN/APBD ada sebanyak 1 proyek dengan total Rp 45,8 trilliun.
Sektor BUMN/BUMD juga akan terlibat dalam skema pembiayaan untuk 19 proyek dengan nilai investasi Rp 67,6 trlliun. Sisanya yaitu sebesar 72 proyek dengan total investasi Rp 136,1 trilliun akan dilakukan dengan sistem KPBU. Serta yang terakhir dari sector swasta juga akan turut andil untuk menangani sebanyak 17 proyek dengan nilai investasi Rp 46,7 trilliun.
“Klusternya ada Gerbangkertasusila, Selingkar Wilis dan Lintas Selatan, dan Bromo Tengger Semeru. Tidak berarti di luar itu tidak terjangkau. Di luar itu juga ada proyek yang sudah sangat spesifik misalnya tol Tuban-Manyar. Kira-kira butuh Rp 14,8 trilliun. Persambungan koneksitas antar daerah yang menjadi sentra pertumbuhan ekonomi juga masuk dalam perpres ini,” kata Khofifah.
Lebih lanjut, dikatakan Khofifah, pemerintah pusat melalui Kemenko Perekonomian telah mengkonfirmasi bahwa ada banyak pihak swasta yang tertarik untuk berinvestasi di Jawa Timur. Seperti untuk proyek angkutan massal yang terintegrasi di Gerbangkertasusila.
“
Tinggal nanti kita buat detail plannya bersama- sama, ini butuh disiapkan terms of reference (TOR) dengan tim besar. Timnya tidak hanya dari provinsi tapi juga dari pusat. Karena ini kan banyak ada 218 proyek, kita urai mana yang kita prioritaskan dimulai tahun 2020, maka itulah yang TOR-nya harus disegerakan. Saya rasa untuk melaksanakan mandat ini kita harus bangun sangat banyak partnership di Jawa Timur yang bisa mendorong percepatan pembangunan ekonomi di Jawa Timur, sesuai mandat perpres ini ” pungkas Khofifah.
Terbitnya Perpres No 80 Tahun 2019 menjadi berkah untuk kemajuan pembangunan Jawa Timur. Ini lantaran dalam perpres tersebut akan ada sebanyak 218 proyek strategis nasional yang akan dibangun di Jawa Timur. Total, dari 218 proyek tersebut memiliki nilai investasi mencapai Rp 292,4 trilliun.
Skema penganggaran untuk mendanai 218 proyek tersebut 15 persennya bersumber dari dana APBN dan APBD, sedangkan sisanya menggunakan skema penganggaran dari swasta dan juga Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).
Guna menyosialisasikan adanya Perpres No 80 Tahun 2019 tersebut, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengundang bupati dan wali kota se Jawa Timur, stake holder, dan pihak terkait dengan narasumber dari Deputi bidang perekonomian Sekretaris Kabinet Satya Bhakti Parikesit dan Deputi bidang percepatan infrastruktur dan pengembangan wilayah Kemenko Perekonomian Wahyu Utomo untuk memberikan penjelasan tentang proyek-proyek strategis nasional yang ada di Jawa Timur yang tercantum dalam perpres tersebut. Sosialisasi dilaksanakan di hotel Marriot , Surabaya pada hari Selasa (17/12).
“
Tentu terbitnya Perpres No 80 Tahun 2019 ini adalah berkah bagi seluruh warga Jawa Timur. Kami akan berikhtiar semaksimal mungkin agar mandat Perpres ini dapat segera kami laksanakan . Tentu harapan berikutnya adalah akan mendongkrak pertumbuhan ekonomi Jawa Timur yang akhirnya akan mempercepat proses penyejahteraan masyarakat Jawa Timur. Maka kita akan segera membentuk Provincial Project Management Office (PPMO) untuk menentukan proyek mana yang akan segera kita prioritaskan dimulai perencanaannya di tahun 2020,” kata Khofifah.
Dengan terbitnya Perpres No 80 Tahun 2019, Pemerintah Provinsi Jawa Timur tengah berupaya penuh dalam merealisasikannya. Khofifah menyampaikan bahwa perlu ada strong partnership dari semua pihak guna mencapai realisasi yang diharapkan.
“Strong partnership diantara seluruh pelaku mulai lembaga perbankkan, dunia usaha dan industri, sinergitas secara vertikal dengan pemerintah pusat dan pemkab/ pemkot maupun secara horisontal dengan akademisi dan elemen strategis lainnya ,” ujar Khofifah.
Sebagaimana disebutkan dalam lampiran Perpres Nomor 80 Tahun 2019 ada sebanyak lima kawasan proyek yang akan direalisasikan di Jawa Timur. Yang pertama ada kawasan Gerbangkertosusila. Di kawasan ini total ada sebanyak 77 proyek yang akan dikerjakan. Dengan total nilai investasi proyek Rp 163,1 trilliun.
Kemudian juga proyek kawasan Madura dan Kepulauan, dengan total ada 26 titik proyek dengan nilai investasi Rp 12,98 trilliun. Lalu juga ada pengembangan kawasan Bromo Tengger Semeru yang memiliki sebanyak 47 proyek dengan nilai invastasi Rp 38,07 trilliun.
Kemudian ada Kawasan Selingkar Ijen yang bakal dibangun sebanyak 24 proyek dengan total nilai investasi sebesar Rp 36,4 trilliun. Dan pengembangan kawasan Selingkar Wilis dan Lintas Selatan yang bakal dibangun sebanyak 44 proyek dengan nilai investasi sebesar Rp 41,84 triilun.
Dari total 218 proyek PSN tersebut yang mendapatkan pendanaan dari APBN ada sebanyak 108 proyek dengan nilai investasi sebesar Rp 41,84 trilliun, kemudian APBN/APBD ada sebanyak 1 proyek dengan total Rp 45,8 trilliun.
Sektor BUMN/BUMD juga akan terlibat dalam skema pembiayaan untuk 19 proyek dengan nilai investasi Rp 67,6 trlliun. Sisanya yaitu sebesar 72 proyek dengan total investasi Rp 136,1 trilliun akan dilakukan dengan sistem KPBU. Serta yang terakhir dari sector swasta juga akan turut andil untuk menangani sebanyak 17 proyek dengan nilai investasi Rp 46,7 trilliun.
“Klusternya ada Gerbangkertasusila, Selingkar Wilis dan Lintas Selatan, dan Bromo Tengger Semeru. Tidak berarti di luar itu tidak terjangkau. Di luar itu juga ada proyek yang sudah sangat spesifik misalnya tol Tuban-Manyar. Kira-kira butuh Rp 14,8 trilliun. Persambungan koneksitas antar daerah yang menjadi sentra pertumbuhan ekonomi juga masuk dalam perpres ini,” kata Khofifah.
Lebih lanjut, dikatakan Khofifah, pemerintah pusat melalui Kemenko Perekonomian telah mengkonfirmasi bahwa ada banyak pihak swasta yang tertarik untuk berinvestasi di Jawa Timur. Seperti untuk proyek angkutan massal yang terintegrasi di Gerbangkertasusila.
“
Tinggal nanti kita buat detail plannya bersama- sama, ini butuh disiapkan terms of reference (TOR) dengan tim besar. Timnya tidak hanya dari provinsi tapi juga dari pusat. Karena ini kan banyak ada 218 proyek, kita urai mana yang kita prioritaskan dimulai tahun 2020, maka itulah yang TOR-nya harus disegerakan. Saya rasa untuk melaksanakan mandat ini kita harus bangun sangat banyak partnership di Jawa Timur yang bisa mendorong percepatan pembangunan ekonomi di Jawa Timur, sesuai mandat perpres ini ” pungkas Khofifah.
Komentar
Posting Komentar